Cari Blog Ini

KONSERVASI ARSITEKTUR

Rabu, 28 Maret 2018
21314104
Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 1999 Tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Cagar Budaya, bangunan cagar budaya dari segi arsitektur maupun sejarahnya dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :
·                - Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan A
·                -Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan B
·               -Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan C
1. Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan A
Bangunan dilarang dibongkar dan atau diubah
Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya.
Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama / sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan mempertahankan detail ornamen bangunan yang telah ada
Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian / perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya
Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama
2. Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan B
Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya
Pemeliharan dan perawatan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan, atap, dan warna, serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting.
Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan
Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama
3. Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan C
Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan pola tampak muka, arsitektur utama dan bentuk atap bangunan
Detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan disekitarnya dalam keserasian lingkungan
Penambahan Bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya yang harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan.
Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana Kota
 KRITERIA DAN TOLAK UKUR BANGUNAN PEMUGARAN
a)      Nilai sejarah
b)      Usia / Umur Lingkungan
c)      Keaslian
d)      Kelangkaan
e)      Tengeran / Landmark
f)       Arsitektur
Contoh bangunan
Golongan A



Gambar 1.  Bank Tabungan Negara
sumber: google.image
NamaBangunan Baru             : Bank Tabungan Negara Harmoni
Nama Bangunan Lama          : Postpaarbank
Alamat                                     : Jln Gajah Mada No. 1 Kel. Petojo Utara
Wilayah                                   : Kec. Gambir, Jakarta Pusat (Jakarta 10130)
Arsitektur                                 : Gaya Nieuwe Kunst.
Arsitek                                     : Ir. J. van Gendt.
Pemilik                                    : PT. Bank Tabungan Negara

Keterangan Ringkas :
Dibangun pada tahun 1930, diatas bekas lokasi Pos Keamanan “Rijswijk”, sekarang dipergunakan sebagai Gedung Bank Tabungan Negara (BTN), kelompok gedung ini sebagian sudah dibongkar dan yang dipertahankan hanya bagian depannya, digunakan sebagai museum BTN. Bagian bangunan yang menjadi bangunan cagar budaya adalah gedung yang lama (Museum BTN).

Gambar 2. Gereka Koinoia
sumber: google.image
Nama Bangunan Baru            : Gereja Koinonia
ama Bangunan Lama               : Gereja Bethel / De Betelkerk
Alamat                                     : Jl. Matraman Raya 126 Kel. Balimester Kecamatan  Jatinegara Jakarta Timur (Jakarta 13310)
Pemilik                                    : Yayasan Gereja Koinonia
Arsitektur                                 : Historik Belanda Modern

Keterangan Ringkas :
Dibangun pada tahun 1911-1916. Koinonia berarti “Persekutuan” (bahasa Ibrani). Kompleks gereja yang berada di ujung Jalan Matraman ini merupakan gereja pertama di Kawasan Timur Batavia, saat Meester Cornelis membuka kawasan ini (1881-1918). Gereja ini didirikan setelah seorang mantan Ketua Mahkamah Tinggi Pemerintah Kolonial Belanda marah besar dan merasa tidak setuju dengan khotbah seorang pendeta ultra liberal pada perayaan Paskah awal 1900-an di Gereja Emmanuel yang saat itu masih bernama Willems Kerk. Atap gereja Bethel ini sudah tidak asli lagi, arsitekturnya bergaya vernacular, penerapan gable Belanda dan penerapan salib Yunani pada pediment tympanium. Denah gereja dipengaruhi aturan geometrik. Bentuk segi empatnya dibagi tepat menjadi sembilan bagian, dimana empat sudut terluar berfungsi sebagai ruang tangga, sehingga bagian dalam gereja berbentuk salib simetri. Ruang-ruang tangga dari luar terlihat seperti menara.

Gambar 3. Bank Bukopin
sumber: google.image
Nama Bangunan Baru            : Bank Bukopin
Nama Bangunan Lama          : Instantiewoning KJCPL – Inter Ocean Lines
Alamat                                    : Jl. Wijaya IX No. 1 Kel. Melawai Kec. Kebayoran Baru  Jakarta Selatan (Jakarta 12160)
Pemilik                                    :         KJCPL Inter Ocean Lines
               Bank Bukopin
Arsitektur                                 : Villa Modern Tipe Kopel/ Kembar.
Arsitek                                     : KJCPL-Inter Ocean Lines
Keterangan Ringkas :
Dibangun pada tahun 1950-an. Rencana pembangunan Kebayoran Baru seluas 730 ha disetujui dan disahkan oleh pemerintah pada tanggal 21 September 1948 guna mengatasi pertambahan penduduk yang dramatis dari 823,000 pada tahun 1948 menjadi 1,782,000 pada tahun 1952. Kebayoran Baru dimaksudkan sebagai “kota satelit” yang terpisahkan 8 km sebelah Selatan-Barat daya dari pusat kota Jakarta dan dikelilingi sabuk hijau (green belt) yang terdiri dari Kali Grogol di Barat dan Kali Krukut di Timur, serta Kompleks Gelora Bung Karno di Utara, tempat Masjid Agung Al-Azhar dan Departemen Pekerjaan Umum. Sarana lengkap yang tersedia antara lain, Pasar Santa, Pasar Mayestik, STM Penerbangan, serta kuburan Blok P yang sekarang menjadi Kantor Walikotamadya Jakarta Selatan yang baru. Kebayoran Baru memiliki konsistensi hirarki jalan dan pengelompokkan lingkungan hunian yang mengelilingi taman hijau. Dibangun sekitar tahun 1950an oleh kontraktor NEDAM sebagai runah tinggal bagi karyawan KJCPL-Inter Ocean Lines. Bangunan ini sekarang berubah fungsi sebagian menjadi Bank BUKOPIN, sebagian lagi menjadi optic dan Bank Permata.Gayaarsitektur rumah-rumah di kawasan ini merupakan ciri khasgayaarsitektur modern yang menggunakan teknologi dan bahan bangunan yang baru pada masa itu. Rumah-rumah tersebut dibuat sangat memperhatikan sistem pengudaraan, dengan mengaplikasikan pengetahuan modern tentang ventilasi. Sehingga menambah kenyamanan dalam iklim tropis yang lembab. Bangunan ini sebenarnya merupakan satu kesatuan dengan bangunan lain disebelah kiri dan kanannya. Dibuat sepanjang blok dimana bagian yang terletak disudut dibuat dua lantai dengan aksen ruang lengkung pada sudutnya. Sistem pengudaraan dibuat sangat baik dengan penempatan lubang-lubang ventilasi diatas jendela.

 Golongan B



Gambar 4. Makan Ade Irma Nasution
sumber: google.image
Nama Bangunan Baru            : Makam Ade Irma Nasution
Nama Bangunan Lama          : Makam Ade Irma Nasution
Alamat                                     : Jl. Prapanca kel Pulo Kec. Kebayoran Baru Jakarta Selatan
 Pemilik                                   : Keluarga Alm Jendral A.H. Nasution
 Arsitektur                                : Bangunan MakamIndonesia
Keterangan Ringkas :
Bangunan makam ini menjadi simbol sejarah penghianatan G. 30 S. PKI dimana Ade Irma Suryani Nasution menjadi korban penembakan oleh para penculik yang hendak menculik Jenderal Nasution pada peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI pada tanggal 30 September 1965.

Gambar 5. Makam Pangeran Jagakarsa
sumber: google.image

Nama Bangunan Baru            : Makam pangeran Jagakarsa (Jagaraksa)
Nama Bangunan Lama          : Makam Pangeran Jagakarsa (Jagaraksa)
Alamat                                     : Jl. Belimbing Kelurahan Jagakarsa  Kecamatan
  Jagakarsa Jakarta Selatan
Arsitektur                                 : Gaya Indonesia
Keterangan Ringkas :
Bangunan makam ini dibangun sekitar abad 17 pada periode transisi inggris merupakan makam tokoh pejuang melawan kompeni dan juga tokoh pendiri kampung jagakarsa makam ini dikeramatkan oleh masyarakat setempat dan sering diziarahi setiap bulan maulid makam diarea makam ini dipergelarkan wayang kulit Betawi.

Gambar 6. Canisius Collage
sumber: google.image

NamaBangunan Baru             :CanisiusCollege
Nama Bangunan Lama          : CanisiusCollege HBS
Alamat                                     : Jl Menteng Raya no. 40 – 44 Kel. Kebon Sirih
Wilayah                                   : Kec. Menteng Jakarta Pusat (Jakarta 10340)
Pemilik                                    :                   CanisiusCollege
          Yayasan Budi
Arsitektur                                 : Eklektik Romantik dan Modern.
Keterangan Ringkas :
Dibangun pada sekitar tahun 1927an. Pada awal abad 20, sudah ada asrama Pastor dari ordo Jesuit dan kapel kecil disini, kemudian berkembang menyelenggarakan pendidikan mulai tahun 1927. Pada masa tersebut, pendidikan pada sekolah ini adalah setingkat HBS.Masa bangunan terdiri dari dua lantai yang dibuat memanjang mengelilingi dua buah ruang terbuka yang terletak pada bagian tengah.Kini bagian depan dari bangunan lama tersebut dibongkar dan digantikan oleh bangunan baru.

Golongan C



Gambar 7. British Institute
sumber: google.image
Nama Bangunan Lama          : British Institute
Nama Bangunan Baru            : Heritage Factory Outlet –Bandung
Alamat                                     : Jl Martadinata No 63, Bandung
Keterangan Ringkas :
Sebuah bangunan dengan arsitektur art deco khas bangunan peninggalan zaman kolonial berdiri di Jl Martadinata No 63. Bangunan megah berpilar besar dengan cat warna putih ini kini menjadi salah satu factory outlet ternama di kota Bandung.
Heritage factory outlet, bangunan ini bekas gedung British Institute ini dibangun di tahun 1895-1900 dengan gaya arsitektur Belanda Klasik dengan kolom doriknya yang khas. Namun sampai saat ini arsitek yang merancang bangunan ini belum diketahui.
Bangunan ini merupakan bangunan bekas rumah dinas direktur Gouvernements Bedrijven (GB) yang sekarang disebut Gedung Sate. Selain bangunan ini antik, langka, dan indah juga merupakan satu-satunya bangunan yang memiliki gaya arsitektur klasik yang masih utuh. Pilar ioniknya yang anggun menjadi ciri khas yang memperlihatkan nilai arsitektur yang tinggi.
Bangunan Heritage Factory Outlet satu dari bangunan cagar budaya yang dilindungi dan dilestarikan keberadaannya di kota Bandung. Di dalam bangunan Heritage sendiri memiliki jalur yang menghubungkan Heritage dengan FO yang berada di sebelahnya, Cascade yang memiliki konsep arsitektur bergaya modern.

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konservasi arsitektur dapat digolongan menjadi beberapa kelas, tentunya berdasarkan skala serta klasifikasi tertentu. Dan sebagian besar bangunan konservasi memiliki fungsi yang baru baik itu yang masih berkaitan dengan fungsi lama ataupun memiliki fungsi yang baru menyesuaikan perkembangan zaman.

Daftar Pustaka :
https://issuu.com/anugrahramadhan/docs/konservasi_arsitektur_
https://www.academia.edu/6837942/KONSERVASI_BANGUNAN_TUA-BERSEJARAH
https://images.google.com/?gws_rd=ssl



0 komentar:

Posting Komentar